“Anak-anak kita berhak mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Kami ingin memastikan anak-anak NTT sama sehatnya dengan anak-anak di seluruh Indonesia”
Regulasi dari pusat menyebutkan bahwa perempuan pekerja berhak cuti melahirkan hingga 3 bulan dan diizinkan menyusui selama 6 bulan. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan UU No 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak telah memberikan landasan kuat dalam mendukung ibu bekerja. Tak ketinggalan, Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No 3 Tahun 2010 juga memberikan panduan jelas mengenai penerapan langkah-langkah menuju keberhasilan menyusui.
Di Nusa Tenggara Timur, Peraturan Gubernur NTT No 65 Tahun 2023 menggarisbawahi pentingnya pemenuhan hak anak melalui pemberian ASI oleh ibu. Setiap OPD dan pelayanan publik diharapkan menyiapkan fasilitas menyusui sesuai standar Kemenkes. Dengan adanya sarana prasarana ini, diharapkan ibu tetap dapat menyusui hingga 6 bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun.
Sebentar lagi kita akan memperingati Pekan Menyusui Sedunia/.#WorldBreastfeedingWeek yang biasanya diperingati mulai tanggal 1-7 Agustus setiap tahun. Tema tahun ini adalah Menutup kesenjangan. Dukungan menyusui untuk semua. Harapannya, dengan sarana prasarana yang disediakan, ibu dapat terus menyusui anak mereka. Ini adalah bagian dari kampanye yang harus kita dukung bersama,” ujar Ruth Laiskodat, S.Si.Apt.MM, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTT. Beliau menyampaikan hal ini dalam Dialog Kupang Pagi PRO 1 RRI Kupang, Senin, 29 Juli 2024, bersama Ketua IDAI Cabang NTT, Dr. Woroindri, Sp.A, dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Iwan M. Pellokila, S.Sos, dengan topik “Dukung Ibu Bekerja Tetap Menyusui Pasti Bisa,” yang dipandu oleh Presenter Vongky Lette.
Dalam upaya mendukung ibu bekerja tetap menyusui, beberapa tantangan masih harus diatasi. Menurut Ruth D. Laiskodat, Kepala Dinas P3AP2KB Provinsi NTT, terdapat beberapa masalah utama yang perlu perhatian. Tempat menyusui yang belum sepenuhnya siap di berbagai instansi dan tempat kerja, beban kerja yang tinggi, yang membutuhkan pemahaman dan dukungan dari pimpinan, tekanan berat terhadap ibu yang membuat mereka enggan memberikan ASI hingga dua tahun, meskipun eksklusif selama 6 bulan sangat disarankan. Ruth menekankan bahwa ibu tidak boleh diberikan tekanan berlebih. Peran keluarga, khususnya ayah, sangat penting untuk mendukung ibu dalam menyusui, sehingga ibu dapat fokus memberikan ASI pada bayi mereka.
Dinas P3AP2KB Provinsi NTT berencana untuk meluncurkan kampanye guna meningkatkan kesadaran dan dukungan dari semua pihak. “Kita harus memastikan bahwa anak-anak mendapatkan ASI yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang mereka. Anak yang tidak mendapatkan ASI yang memadai dapat mengalami dampak negatif pada kesehatan dan perkembangan mereka,” ujar Ruth D. Laiskodat.
Pada bagian lain, Ketua IDAI Cabang NTT, Dr. Woroindri, Sp.A menyampaikan terkait anak-anak yang ditinggalkan sang ibu bekerja dan berakhir minum susu formula.
Dari program pemerintah, kita tetap mengharapkan bayi mendapat ASI eksklusif 6 bulan penuh karena ASI memiliki beberapa keuntungan untuk bayi dan ibunya. Dengan pemberian ASI yang mengandung zat immunoglobulin dapat memperkuat imunitas bayi sehingga bayi jarang sakit dibanding bayi dengan susu formula. Selain faktor imunitas, salah satu manfaat ASI adalah melindungi usus karena mengandung Lactobacillus sehingga infeksi-infeksi berkurang. Terkait susu formula tidak disarankan karena terdapat alergi yang menyebabkan mukosa usus yang mulus akan terjadi luka kecil yang memudahkan kuman-kuman masuk. Sebaiknya kita tetap lapisi usus bayi dengan ASI,” jelas Dr. Woroindri.
Woroindri juga menambahkan bahwa perlu peran bidan untuk mempersiapkan ibu menyusui. “Artinya, menyusui itu perlu dipersiapkan sebelum kelahiran, sehingga ibu memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup untuk siap menyusui,” tegasnya. Dia menekankan pentingnya edukasi dan dukungan dari tenaga medis untuk memastikan ibu memiliki keterampilan dan keyakinan yang diperlukan dalam menyusui, agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi bayi mereka. Dr. Woroindri juga berharap agar fasilitas dan layanan kesehatan dapat lebih memperhatikan persiapan menyusui ini untuk mendukung kesehatan bayi dan ibu secara keseluruhan.
Sementara itu, narasumber dari Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Iwan M. Pellokila, S.Sos, mengatakan terkait dengan pelaksanaan menyusui di tempat kerja tentunya harus melihat regulasi yang ada. Terkait hal tersebut, semua mendukung adanya program menyusui di tempat kerja, karena penting dilakukan pemberian ASI sehingga dibuatnya regulasi.
Terkait yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT, khususnya dalam pemberian sosialisasi dan edukasi, semuanya telah dituangkan dalam kegiatan-kegiatan yang didukung baik dalam pembiayaan oleh APBN, APBD, maupun lembaga/mitra yang bekerjasama dengan pemerintah dalam program ASI eksklusif. Yang diutamakan adalah memberikan pemahaman dan pembangunan kapasitas bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan. Hal ini penting karena ketika bayi lahir, dalam waktu yang tidak lama akan dibantu untuk IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yang merupakan ikatan emosional pertama antara bayi dan sang ibu,” ujar Iwan M. Pellokila, S.Sos.
Dia juga menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas dan dukungan bagi ibu yang bekerja agar dapat menyusui bayinya secara eksklusif, termasuk melalui regulasi yang mendukung penyediaan ruang menyusui di tempat kerja.
Senada dengan pernyataan Iwan M. Pellokila, Ruth Laiskodat juga menegaskan komitmen DP3AP2KB NTT untuk terus mendorong setiap perusahaan atau tempat kerja agar menyediakan ruang laktasi. Ia menekankan pentingnya ruang privasi bagi ibu pekerja agar mereka dapat menyusui dengan nyaman sambil menjalankan tugas profesional mereka. Dukungan dari keluarga dan lingkungan kerja juga sangat krusial untuk mendukung ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
Pemerintah Provinsi NTT memberikan penghargaan tinggi kepada semua ibu bekerja, baik di sektor pemerintah maupun swasta, yang tetap berkomitmen untuk menyusui ASI meskipun memiliki berbagai profesi. Kami berharap ibu-ibu di NTT terus berusaha untuk memberikan ASI eksklusif meskipun menghadapi berbagai tantangan. Pemerintah akan selalu mendukung upaya ini agar ibu-ibu dapat menyusui dengan optimal,” ujar Ruth Laiskodat saat menutup Dialog Kupang Pagi yang disiarkan melalui Pro 1 RRI Kupang. Dialog ini dapat diakses melalui “FM 94.40 MHz, AM 1107 KHz” | Aplikasi “RRI Digital” yang dapat didownload di App Store & Play Store | Situs Web:”https: rri.co.id/stream/radio (Box Search: Kupang)” | Youtube Channel RRI Kupang.
“Salam BERLIAN – Bersama Lindungi Anak”
#kemenpppa
#deputibidangperlindungankhususanak
#deputipemenuhanhakanak
#dp3ap2kbprovinsintt
#dinaspdankprovinsintt
#bidangperlindungankhususanak
#bidangkualitashidupperempuan
#dinkesprovinsintt
#idaicabangkupang
#pro1rrikupang
#menujuindonesiaemas