Kolaborasi Untuk Keluarga Berkualitas DP3AP2KB NTT Ambil Langkah – DP3AP2KB dalam FGD Peningkatan Keluarga Dalam Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

 

Kupang, (19/07)  Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2KB) dalam rangka akselerasi capaian IKK dalam Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bahwa Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Republik Indonesia akan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga dalam konteks pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Jumat, 19 Juli 2024, di Hotel Novotel Cikini, Jakarta, dan akan diadakan secara hybrid, memungkinkan partisipasi baik secara langsung maupun daring.

Kepala Dinas P3AP2KB, Ruth Diana Laiskodat, S.Si., Apt, MM, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam menanggapi amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. “Keluarga berkualitas adalah fondasi bagi pembangunan masyarakat yang sejahtera. Melalui FGD ini, kami berharap dapat mengidentifikasi potensi dan permasalahan dalam penyelenggaraan kualitas keluarga serta merumuskan strategi yang efektif untuk meningkatkan capaian Indeks Kualitas Keluarga (IKK) di daerah kita,” ungkap Ruth.

Dalam FGD ini, menghadirkan narasumber penting seperti Plt. Deputi Bidang Kesetaran Gender, Asisten Deputi PUG Bidang Sosial dan Budaya, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi Bali, Kepala Dinas P3AP2KB Provinsi NTT, Kepala Dinas Sosial P3A Kota Madiun, Asisten Deputi PUG Bidang Sosial dan Budaya serta dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari lembaga agama, pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, serta akademisi.

Dalam penyampaian materinya, Ruth menekankan pentingnya peran keluarga dalam mencegah masalah sosial, termasuk stunting. “Keluarga yang berkualitas adalah fondasi bagi masyarakat yang sehat dan produktif. Oleh karena itu, kita perlu bersama-sama meningkatkan pemahaman dan keterampilan calon pengantin serta masyarakat tentang pentingnya ketahanan keluarga,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa peningkatan kualitas keluarga tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental dan sosial anggota keluarga.

FGD ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Dinas DP3AP2KB untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kualitas keluarga. Dalam sesi diskusi, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas berbagai isu terkait, seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan anak. Setiap kelompok diminta untuk merumuskan rekomendasi yang dapat diimplementasikan dalam program-program pemerintah sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengutamakan sub urusan kualitas keluarga sebagai bagian dari Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Dalam hal ini, KemenPPPA telah menerbitkan Permen PP dan PA No. 7 Tahun 2022 yang menetapkan IKK sebagai indikator untuk menilai keberhasilan capaian kualitas keluarga di berbagai daerah.

Salah satu isu yang menjadi sorotan dalam diskusi adalah isu stunting di Provinsi NTT sebanyak 15,2% menurut data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), Ruth menjelaskan bahwa stunting adalah masalah serius yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. “Kami telah melakukan pendampingan kepada 35 pasang calon pengantin (CATIN) tentang pentingnya peningkatan kualitas keluarga untuk pencegahan stunting. Ini adalah langkah awal yang sangat penting,” ungkapnya.

Selain itu, Kepala Dinas P3AP2KB juga mengungkapkan bahwa sosialisasi dan edukasi kepada orang muda dan mahasiswa tingkat akhir di Poltekes Kemenkes Kupang telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kualitas keluarga. “Kami percaya bahwa generasi muda adalah agen perubahan. Dengan memberikan pengetahuan yang tepat, mereka dapat berkontribusi dalam menciptakan keluarga yang sehat dan berkualitas,” tambahnya.

Dalam kesempatan ini, beliau juga mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam mendukung program-program yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kualitas keluarga di NTT,” tegasnya.

Untuk itu DP3AP2KB dalam Inovasi Akar Cendana dan One Time One Familiy Inovasi “Akar Cendana” dan “One Team One Family” yang diterapkan oleh DP3AP2KB memiliki fokus dan tujuan yang spesifik dalam meningkatkan kualitas keluarga di NTT. Akar Cendana-Edukasi Masyarakat dan Calon Pengantin: Program ini berfokus pada memberikan edukasi kepada calon keluarga baru (Catin) dan masyarakat tentang ketahanan keluarga dan pentingnya pemenuhan lima dimensi kualitas keluarga untuk mencegah stunting. Kolaborasi dengan Lembaga Agama dan Perguruan Tinggi: Akar Cendana melibatkan lembaga agama dalam kegiatan seperti katekisasi dan kursus calon pengantin, serta perguruan tinggi dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk memperkuat pemahaman dan praktik baik dalam membangun keluarga berkualitas. One Team One Family-Pendekatan Kolaboratif: Inisiatif ini menekankan pentingnya kerja sama antara berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, masyarakat, dan akademisi, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan keluarga berkualitas. Fokus pada Ketahanan Keluarga: Dengan slogan ini, DP3AP2KB berupaya membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya ketahanan keluarga, di mana setiap individu dan kelompok berperan aktif dalam mendukung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kualitas keluarga. Kedua inovasi ini bertujuan untuk menciptakan sinergi dalam upaya meningkatkan kualitas keluarga di NTT, dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis komunitas.

Sebagai penutup, Kadis P3AP2KB menyampaikan harapannya agar hasil dari FGD ini dapat menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan dan program yang lebih efektif. “Kami berharap rekomendasi yang dihasilkan dari diskusi ini dapat diimplementasikan dengan baik, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kualitas keluarga di Provinsi NTT, ini dapat memperkuat kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya menciptakan keluarga yang berkualitas dan bahwa dengan kolaborasi yang baik, kita dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional yang lebih luas, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak-anak di Indonesia,” tutup Ibu Ruth.” pungkasnya. Ocha.

#kemenpppaRI
#deputibidangperlindungankhususanak
#deputipemenuhanhakanak
#dp3ap2kbprovinsintt
#dinaspdankprovinsintt
#bidangperlindungankhususanak
# keluargayangberkualitasadalahfondasibagimasyarakatyangsehatdanproduktif
#marilindungianak
#menujuindonesiaemas
#hakanak
Bagikan kepada..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *