ANAK ANUGERAH TERMULIA DARI TUHAN

Dunia ini masih ada kalau kita masih bisa melihat senyum di wajah setiap anak. Anak berharga dimata Tuhan, dan kehadirannya dalam sebuah keluarga adalah anugerah termulia yang harus disyukuri”. Hal tesebut disampaikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Khusus Anak (PKA) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Nusa Tenggara Timur, France Abednego Tiran, saat memaparkan capaian program kegiatan Bidang PKA DP3AP2KB Provinsi NTT Tahun 2023 dan program kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2024, pada pertemuan Sosialisasi dan Evaluasi Program Bidang-bidang, Sekretariat dan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) DP3AP2KB Provinsi NTT, dimana kegiatan tersebut sebagai pertemuan perdana dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ruth D. Laiskodat, S. Si, Apt, MM, bertempat di Aula DP3AP2KB Provinsi NTT, Rabu, 17 April 2024.

Dalam pertemuan yang dimoderatori oleh Sekretaris DP3AP2KB Provinsi NTT,  Endang S. Lerrich, SE, M. Si, dan dihadiri juga Kepala Bidang Perlindungan Perempuan DP3AP2KB Provinsi NTT, Nikolaus N. Kewuan, S. Kep, Ns., MPH, Kasubag Kepegawaian dan Umum, Meity J. Kuhurima, S. Kom dan sejumlah Pejabat Fungsional DP3P2KB Provinsi NTT, France juga mengatakan bahwa kahadiran anak haruslah dihormati, karena sejak ia dilahirkan ke tengah dunia ini, pada saat yang sama pula harkat dan martabat haruslah dijunjung karena marwahnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

“Anak tidak pernah minta untuk dilahirkan, anak juga tidak pernah memilih siapa yang akan menjadi ayah dan ibunya, bahkan ia hadir ke tengah dunia ini juga, tanpa pernah ia tau dimana ia akan dilahirkan”, jelas France Tiran.

Anak haruslah dididik dalam sebuah penghormatan, di tengah keluarganya dan juga di lingkungan dimana ia mengenyam pendidikannya. Betapapun kondisi anak manakala ia dilahirkan, anak harus dididik dan diasuh penuh kasih sayang oleh siapapun, tanpa adanya diskriminasi dan kekerasan. Jadi kepada setiap orang tua ataupun setiap orang dewasa, sudah berkewajiban mengajari hal-hal yang positif dan berdampak pada pengembangan kecerdasan dan pembentukan karakternya, karena kelak merekalah yang akan menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter unggul untuk mewujudkan Indonesia Emas.

“Jika kita mendidik anak kita dengan benar, maka pastilah suatu saat mereka akan menaruh mahkota kebanggaan di atas kepala kita, sebagai orang tua. Anak juga harus dididik dan diajari menjadi gererasi yang tangguh dan punya mental petarung, agar mampu bertahan dari berbagai tantangan kesulitan kehidupan. Inilah yang menjadi bagian terpenting agar kelak mereka memiliki apa yang disebut dengan Adversity Quotient. Resiliensi mereka harus kuat, agar mereka dapat menjadi generasi harapan bangsa yang tetap produktif dan mandiri ditengah situasi yang paling sulit sekalipun”, jelas France Tiran.

Hasil penelitian tentang anak dari seorang Ilmuan bernama Lise Elliot, mengatakan bahwa Di dalam setiap kepala seorang anak, tedapat lebih dari 10 triliyun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan atau makian mampu membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu cubitan atau pukulan mampu membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknyasatu pujian atau pelukan akan membangun kecerdasan lebih dari 10 triliyun sel otak saat itu juga.

“Oleh sebab itu, bagi kita semua, sadari dan lakukanlah dengan penuh tanggung jawab, bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan diri dari kekerasan dan diskriminasi” pungkas France Tiran menutup paparannya.

Bagikan kepada..

1 Comment

  1. Mendidik, merawat anak menjadi pribadi yang cerdas dan berbudi pekerti luhur merupakan suatu kehormatan, terutama bagi Perempuan.

    Perempuan cerdas, berbudi pekerti melahirkan dan membangun generasi unggul untuk kesejahteraan bersama.

    Amin …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *