“Jangan pernah bermimpi menjadi orang yang pintar, tapi bermimpilah menjadi orang yang bernilai dan memberi nilai bagi kehidupan“
Mengikuti pendidikan formal di sekolah bukan hanya sekedar untuk mendapatkan ijasah, tetapi lebih dari itu, menempuh pendidikan formal di sekolah adalah untuk menata kehidupan masa depan yang lebih baik dari hari kemarin dan hari ini. Pengetahuan sangat penting untuk dicari oleh setiap orang, karena pendidikan merupakan harta yang paling berharga. Anak-anak harus mendapat asupan pendidikan dan pengetahuan yang hebat, karena anak -anak adalah pemimpin di masa yang akan datang”
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3PAP2KB) Provinsi Nusa Tenggara Timur, diwakili oleh Kepala Bidang Perlindungan Anak (PKA), France Abedengo Tiran, SS, saat hadir sebagai pemateri tamu dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA Kristen Mercusuar Kota Kupang, yang dilaksanakan pada Kamis, 18 Juli 2024.
Dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai 5 Gedung SMA Kristen Mercusuar di Jalan E. R. Herewila, Nomor 52 Naikoten II Kota Kupang, France Abednego Tiran menyampaikan bahwa setiap anak sangat perlu untuk dididik bahwa sekolah itu bukan hanya dengan menempuh pendidikan formal saja, tetapi sekolah sebenarnya berlaku disepanjang kehidupan manusia.
“Memanusiakan manusia ini menjadi pekerjaan dan tanggung jawab yang tidak ringan, karena memanusiakan manusia adalah bagaimana mencetak generasi yang tidak saja sehat secara jasmani tetapi juga secara rohani, sehingga kelak ia dapat menjadi pemimpin yang berkarakter unggul, karena kecerdasan yang dimiliki harus disertai dengan attitude yang baik pula. Dan hanya dengan pendidikan dan pengajaran yang tinggi, manusia tidak saja cerdas, tetapi mampu memberi nilai yang berdampak besar untuk membawa perubahan bagi kahidupan manusia itu sendiri”, jelas France dengan mengutip uangkapan tentang manusia bernilai yang pernah disampaikan oleh Ahli Fisika, Alberth Einstein.
Lebih lanjut, dalam penyajian materi tentang Lingkungan Belajar Inklusif Berkebhinekaan dan Aman bagi Lingkungan Sekolah, France Tiran mengatakan bahwa Inklusi merupakan sebuah proses yang memastikan bahwa setiap orang harus dihargai dan dihormati sebagai individu dengan tidak mempermasalahkan latar belakangnya.
“Lingkungan yang inklusif adalah saling memberikan kesempatan kepada orang lain agar semua orang bisa merasa hal baik yang sama dalam bentuk apapun. Seperti pada pepatah yang berbunyi berdiri sama tinggi duduk sama rendah, yang artinya bahwa semua orang harus diperlakukan secara adil dan setara tanpa memandang status sosial, kekayaan, atau kekuasaan mereka, dengan tidak adanya diskriminatif mereka harus diperlakukan dengan baik, ketika seseorang berada dalam posisi yang tinggi atau kuat, mereka harus bisa memperlakukan orang lain dengan penuh martabat dan rasa hormat. Itulah yang paling penting dan harus ditanamkan pada diri kita dalam kehidupan ini sedari sekarang, jelas France Tiran.
Materi yang disampaikan oleh France Tiran bertujuan untuk mengedukasi siswa-siswi baru di Tahun Ajaran 2024/2025 tentang Lingkungan Belajar Inklusif Berkebhinekaan dan Aman bagi Lingkungan Sekolah, juga sebagai upaya pencegahan terjadinya tindak diskriminasi, intoleransi dan kekerasan di lingkungan sekolah.
Dalam penyampaian materinya, France Tiran mengingatkan kepada 126 peserta didik baru SMA Kristen Mercusuar bahwa Negara Indonesia memiliki Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetap satu jua, harus mengispirasi kehidupan siswa-siswi saat menempuh pendidikan di sekolah tersebut, dan juga harus terinternalisasi dalam kehidupan sosial mereka.
“Dimanapun kaki dipijak di Indonesia ini, jangan pernah saling membeda-bedakan dengan alasan apapun karena setiap individu berhak atas hidup dan pilihan merekan sendiri. Generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa harus memupuk nilai-nilai toleransi yang tinggi di tengah keberagaman. Toleransi menjadi kata kunci utama yang harus ditanamkan dan menjadi nilai aspek paling tinggi dalam aspek kemanusiaan, dengan saling menghargai dapat menciptakan lingkungan sekolah yang Sejahtera. Langkah kecil yang bisa dilakukan ialah berteman tanpa memandang bulu atau latar belakang kehidupan teman lain dengan begitu artinya kalian mengahargai keberagaman yang ada di lingkungan sekolah”, urai France Tiran pada kegiatan tersebut yang dipandu oleh moderator, Desy Kamlasi yang adalah Guru Geografi pada SMK Kristen Mercusuar Kupang.
France Tiran menambahkan bahwa setiap anak berhak atas keberlangsungan hidup, bertumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, dimana hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28B ayat 2.
“Bagi siapapun yang melakukan tindak kekerasan terhadap anak, maka akan mendapatkan sanksi hukum sesuao dengan jenis kekerasan yang dilakukan, karena tersebut sudah termuat dalam Undang-Undang Perlindungan Anak tentang adanya pemberatan pelaku kejahatan terhadap anak. Jika anak-anak mendapatkan perlakuan kekerasan, jangan pernah takut untuk melaporkan ke aparat penegak hukum atau ke Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas P3AP2KB Provinsi NTT, dan bisa juga menelpon ke SAPA 129”, kata France Tiran.
Sebagai Pemateri ketiga setelah narasumber dari Instansi Kepolisian tentang Tata Tertib Lalu Lintas dan dari Badan Narkotika Nasional Provinsi NTT yang membawakan materi terkait Pencegahan Bahaya Narkoba di Lingkungan Sekolah, France Tiran juga mengatakan bahwa sangsi hukum patut diberikan untuk memberi efek jera dan mengantisipasi pelaku kejahatan di kemudian hari tidak menjadi pelaku kejahatan yang sama. Tindak kekerasan dapat terjadi dimana saja, salah satunya di lingkungan sekolah sebab itu perlu diantisipasi sedini mungkin karena dampaknya cukup besar bagi perkembangan psikis anak-anak.
“Solusi mencegah kekerasan kepada anak, adalah juga dengan tidak mengabaikan pendapat anak, tanamkan pendidikan agama sejak dini, ajarkan pada anak bersikap waspada, sabar dan berperilaku baik di hadapan anak, agar anak tidak menjadi pelopor tindak kekerasan di kemudian hari”, tambah France Tiran.
Kegiatan MPLS SMA Kristen Mercusuar, dengan tema : Take Your Talents to be the Top, berlangsung selama 3 (tiga) hari terhitung mulai hari Rabu, 17 Juli 2024 sebagai pra MPLS dan dilanjutkan Kamis, 18 Juli 2024 sampai dengan Jumat, 19 Juli 2024. Dengan menghadirkan beberapa narasumber dari pihak eksternal sekolah, seperti dari Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3PAP2KB) Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Badan Narkotika Nasional Kota Kupang.
Saat menyampaikan materi, Kabid Perlindungan Khusus Anak didampingi oleh Japlina A. Lay, selaku Analis Kebijakan Ahli Muda, dan Apriani D. Lay selaku Pengadministasi Persuratan Bidang PKA DP3AP2KB Provinsi NTT, serta Mahasiswi magang dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Nusa Cendana Kupang, Petronela Ngama. Dan kehadiran Tim DP3AP2KB Provinsi NTT disambut baik oleh Dulce A. Batukh S.pd, Gr. selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, SMA Kristen Mercusuar Kupang.
Setelah penyampaian materi diselingi pemutaran video motivasi dan melakukan perenggangan icebreaking kepada peserta dilanjutkan dengan kuis seputar materi yang telah dijelaskan, dan bagi siswa-siswi yang berhasil menjawab dengan benar, diberikan hadiah berupa pernak-pernik menarik, yang dipandu oleh Japlina A. Lay. Hal ini sebagai salah satu bentuk apresiasi atas keberanian dan daya ingat siswa/siswi yang baik.
Selain memberikan edukasi kepada siswa/I peserta MPLS terkait Lingkungan Belajar Inklusif di Sekolah, Dinas P3AP2KB Provinsi NTT juga menyumbangkan 3 (tiga) seri buku Kepemimpinan OUT OF THE BOX Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur Nusa Tenggara Timur Masa Jabatan 2018-2023.
Buku seri Out of The Box tersebut berisi dedikasi dan karya yang telah diukir oleh Viktor Bungtilu Laiskodat sepanjang 2 tahun kepemimpinan, 4 tahun kepemimpinan dan 5 tahun sebanyak 2 buah dan 2 buah buku berjudul Sisi Lain VBL. Buku-buku ini diserahkan oleh Kabid PKA Dinas P3AP2KB Provinsi NTT, France Abedengo Tiran, SS kepada Desy N. C. Kamlasi, S.pd selaku guru mata pelajaran Geografi yang ditandai juga dengan penandatangan Berita Acara Penyerahan Buku.
Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Keluarga Berkualitas, NTT Sejahtera, Indonesia Maju
“Salam BERLIAN – Bersama Lindungi Anak”
#kemenpppaRI
#deputibidangperlindungankhususanak
#deputipemenuhanhakanak
#dp3ap2kbprovinsintt
#dinaspdankprovinsintt
#bidangperlindungankhususanak
#smakristenmercusuarkotakupang
#lingkunganbelajarinklusifberkebhinekaandanamanbagilingkungansekolah
#marilindungianak
#menujuindonesiaemas
#MC_F@T