Lindungi Generasi Muda dari Bahaya Narkoba. Lawan Peredarannya, Cegah Penyalahgunaannya, dan Sampaikan Pesan Bahaya Narkoba Kepada Mereka. Bersama, Kita Ciptakan Masa Depan Cerah yang Bebas dari Narkoba, dimana Generasi Muda Dapat Berkarya dan Menjadi Penerus Bangsa yang Tangguh. Ingatlah! Narkoba Bukan Solusi, Ia Hanyalah Sebuah Ilusi Penghancur Masa Depan!”
Janganlah sampai kita kehilangan Generasi Emas Indonesia, hanya karena mereka terjebak pada penyalahgunaan narkotika. Sudah saatnya kitab harus gencar melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Lindungi anak -anak kita dari dampak buruk narkotika demi masa depan yang lebih baik dari generasi Indonesia.
Fakta telah membuktikan, banyak anak mengalami kekerasan di lingkungan rumah, di sekolah atapun salah bergaul, mereka depresi, akhirnya terjebak dan terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya. Hilangnya kontrol dari orang tua dan guru, menyebabkan anak mencari jati dirinya sendiri, tanpa asuhan dan didikan yang benar, juga berdampak pada pembentukan karakter yang jauh dari harapan. Anak-anak memilih jalannya sendiri, tampa disadari mereka telah melangkah jauh, dan merekapun bisa menjadi pelaku kekerasan, yang lebih parahnya mereka masuk dalam jaraingan peredaran narkotika. Oleha sebab itu, upaya pencegahan p0enyalahgunaan narkotika di kalangan anak-anak dan remaja, sangatlah penting, sebagai edukasi agar mereka terhindar dari jebakan maut narkotika dan gelapnya masa depan yang dimilkinya.
Demikian tujuan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Nusa Tenggara Timur menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pengembangan Soft Skill Ketahanan Diri Remaja Anti Narkoba SMA/SMK/Sederajat, dalam rangka menciptakan Sekolah Bersih dari Narkoba (Sekolah Bersinar) di Provinsi NTT, Kamis, 13 Juni 2024, di Flores Room, Hotel Harper Kompleks CBD, Jalan Boulevard X No. 11, Fatululi, Oebobo, “BAHWA SAAT INI PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI TINGKAT NASIONAL BERDASARKAN HASIL PENELITIAN BNN RI BEKERJASAMA DENGAN BRIN DAN BPS YAITU SEBESAR 1,73% ATAU SETARA DENGAN 3,3 JUTA JIWA PENDUDUK USIA 15-64 TAHUN SEDANGKAN ANGKA PREVALENSI PENYALAHGUNA NARKOBA DI PROVINSI NTT SEBESAR 0,1 % ATAU DIPERKIRAKAN SEBANYAK 4.875 ORANG. LEBIH MENGKHAWATIRKAN LAGI, ANGKA PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA KELOMPOK SEKOLAH (PELAJAR/MAHASISWA) JUGA MENGALAMI PENINGKATAN, YAITU SEKITAR 1,10% PADA TAHUN 2019 DAN MENINGKAT MENJADI 1,3% PADA TAHUN 2021. PERGAULAN BEBAS DAN PENGARUH BURUK DARI TEMAN SEBAYA MENJADI FAKTOR PENDORONG PENINGKATAN PENYALAHGUNA NARKOBA PADA KELOMPOK PELAJAR”, demikian dikatakan oleh Dominikus Sabon, selaku Plt. Kepala BNN Provinsi NTT.
Lebih lanjut Sabon mengatakan bahwa DIBUTUHKAN PERAN SERTA SELURUH STAKEHOLDER TERKAIT DALAM UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN DAYA TANGKAL REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA, SALAH SATUNYA MELALUI PELAKSANAAN SERANGKAIAN PROGRAM PENGEMBANGAN SOFT SKILL.bekerjasama dengan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaaan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Dinas Kepemudaan dan Olahraga, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Sosial, Badan Kesbangpol, Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Kupang melalui Kecamatan Kupang Barat, dan juga 10 SMA/SMK Binaan BNN Provisi NTT sebagai Sekolah Bersinar (Bersih Narkoba) di wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, yaitu SMA Negeri 2 Kota Kupang, SMA Negeri 5 Kota Kupang, SMA Negeri 9 Kota Kupang, SMA Kristen Citra Bangsa, SMA Kristen Generasi Unggul, MAN Kota Kupang, SMK Tecmatik Informatika Plus, SMA Negeri 1 Kupang Barat, SMA Negeri 2 Kupang Barat dan SMK Negeri 1 Kupang Barat.
“PROGRAM PENGEMBANGAN SOFT SKILL TINGKAT SMA/SEDERAJAT MERUPAKAN SALAH SATU STRATEGI BNN DALAM MEMINIMALISIR ANGKA PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA KHUSUSNYA DI KALANGAN PELAJAR” jelas Sabon.
Selanjutnya Dominikus Sabon juga mengatakan bahwa selesai rakor adan dilanjutkan dengan PELATIHAN BAGI PARA FASILITATOR YANG TERDIRI DARI GURU-GURU BIMBINGAN KONSELING DI 10 (SEPULUH) SEKOLAH YANG MENJADI PILOT PROJECT.
“PADA AKHIRNYA, PROGRAM, SETIAP SEKOLAH YANG BERPARTISIPASI DIHARAPKAN DAPAT MENGIMPLEMENTASIKAN PELATIHAN SOFT SKILL SECARA MANDIRI SEHINGGA SISWA MAMPU DAN MEMAHAMI INFORMASI BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA SECARA MENYELURUH SEKALIGUS DAPAT MENJADI RELAWAN ANTI NARKOBA DI LINGKUNGANNYA MASING-MASING”, pungkas Sabon menutup sambutannya saat membuka kegiatan rakor yang diikuti 20 orang peserta tersebut.
Saat sesi pertama pemaparan materi dalam kegiatan rakot tersebut, Lia Novika Ulya, S.KM/Koordinator Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNN Provinsi NTT, dengan materi : Strategi dan Kebijakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di Lingkungan Pendidikan, menyatakan bahwa ANCAMAN NARKOTIKA Extra Ordinary Crime, merupakan istilah kejahatan luar biasa untuk menggambarkan suatu kejahatan yang mempunyai dampak negatif terhadap kehidupan manusia, termasuk dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
“Kejahatan narkotika merupakan salah satu jenis kejahatan extraordinary crime yang merupakan kejahatan terorganisir lintas negara/internasional dan dapat menjadi ancaman serius karena dapat merusak sendi-sendi kehidupan suatu bangsa. Sehingga kita perlu melakukan perlawanan terhadap salah satu kejahatan luar biasa yang menjadi tantangan negara- negara di dunia termasuk Indonesia” ujar Lia.
Lia juga menambahkan data Prevalensi penyalahguna di NTT adalah 0,99 % atau berjumlah 36.022 penyalahguna di tahun 2017. Tahun 2019, prevalensi mengalami penurunan menjadi 0,1 % atau sejumlah 4.875 penyalahguna. Jumlah kerugian penyalahgunaan narkoba diperkirakan sebanyak 903,6 miliar rupiah NTT merupakan wilayah kepulauan, memiliki wilayah perbatasan dengan negara tetangga dan tempat kunjungan wisata shg berpotensi terjadinya peredaran narkoba.
“Tempat memakai narkoba di perkotaan dan pedesaan didominasi di rumah/kamar/apartemen/kos/kontrakan. Di perdesaan, lingkungan sekolah/kampus, dan jalan atau gang menjadi tempat memakai narkoba. Pendidikan dan Penyuluhan Antinarkotika, Promosi Kesehatan Mental dan Kesejahteraan, Pengembangan Keterampilan Diri, Pendekatan Holistik, dan Kolaboratif, menjadi upaya efektif pencegahan narkoba bagi setiap individu maupun kelompok. Pendidikan dan Penyuluhan: Memberikan informasi yang akurat dan edukatif tentang bahaya narkotika merupakan langkah kunci dalam pencegahan. Pendidikan dan penyuluhan harus disampaikan kepada masyarakat, terutama generasi muda, untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko penyalahgunaan narkotika”, pungkas Lia menutup paparan materinya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, S. Sos, M.M. dalam materinya yang berjudul : STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PENCEGAHAN NARKOBA DI SEKOLAH/MADRASAH, mengatakan bahwa Program Merdeka Belajar sebagai sebuah kebijakan di dunia pendidikan Indonesia dengan visi mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global, sangat penting untuk dikembangkan dalam upaya P4GN di kalangan pelajar di NTT.
“Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah. Salah satu Kegiatan EKSTRAKURIKULER UNTUK MEMBANGUN KARAKTER ADALAH GERAKAN PENGGIAT ANTI NARKOBA” ujar Ambrosius menutup presentasinya.
Sebagai pemateri terakhir pada kegiatan Rakor Pengembangan Soft Skill SMA/SMK sederajat, UMMU ZAKIAH, S.ST M.KEB selaku PENATA KKB AHLI MADYA yang memaparkan materi mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, dengan judul : MENINGKATKAN KETAHANAN DIRI REMAJA MELALUI PENGEMBANGAN SOFT SKILL.
“Remaja sebagai Calon penduduk usia produktif harus disiapkan agar dapat menjadi pelaku/aktor pembangunan yang berkualitas, Calon pasangan yang akan membangun keluarga harus disiapkan agar dapat membangun keluarga yang berkualitas dan melahirkan generasi yang berkualitas pula. Generasi Berencana (GenRe) sendiri dalam program Bangga Kencana, didefinisikan sebagai remaja yang berperilaku hidup sehat, terhindar dari risiko Triad KRR (Seksualitas, HIV/AIDS, dan NAPZA), menunda usia perkawinan, bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera serta menjadi contoh, model dan sumber informasi bagi teman sebayanya. GenRe merupakan arah kebijakan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR). Program PKBR dirancang sebagai respon karena masih banyaknya pernikahan usia dini; perilaku seksual pranikah; dan penyalahgunaan NAPZA”‘ jelas Ummu.
Di akhir materinya Ummu mengatakan bahwa PENGEMBANGAN SOFT SKILL, yaitu Konsep Ketahanan Diri Remaja yang dikembangkan BNN berdasarkan riset (2019), menjadi Pijakan dasar dari adanya konstruksi ketahan diri anti narkoba. Konsep ini memberi kemampuan intenal individu uantuk mengelola diri, menghindarikan diri pengaruh negatif lingkungan sekitar dalam hal penyalahgunaan narkoba.
Turut hadir pada kesempatan tersebut sebagai peserta rakor adalah Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang diwakili oleh France A. Tiran, selaku Kepala Bidang Perlindungan Khusus Anak (PKA), Beberapa pejabat yang hadir mewakili Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, diantaranya : Yesni Lusik, dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi NTT. Mohammad Moa dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT, Yes Halla dari Dinas Sosial Provinsi NTT, Yohana Rada dari Badan Kesbangpol Provinsi NTT, juga hadir Camat Kupang Barat, Yusak Uli, Kades Bolok, Melkianus serta Perwakilan 10 SMA/SMK Binaan BERSINAR (Bersih Narkoba), diantaranya Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota Kupang, Yana Mage, Kepala SMA Kristen Citra Bangsa Kota Kupang, Yohanis Ully, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kupang Barat,, Shary Oematan dan Kepala Sekolah SMK Tematik Informatika Plus Kupang Tengah, Yudi Ludji.
Mari Perangi Narkoba, mulai dari diri sendiri, Jangan lengah, semua kita perl;u waspada narkona mengancam masa depan Generasi Indonesia. Cegah Narkoba agar Generasi Indonesia BERSINAR.
Salam BERLIAN – BERSAMA LINDUNGI ANAK untuk Anak BERSINAR – BERSIH NARKOBA
#kemenpppaRI
#deputiperlindungankhususanak
#dp3ap2kbprovinsintt
#bnn
#bnnprovinsintt
#anakperludilindungi
#menujuindonesiaemas
#MC_F@T